CIANJUR - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cianjur, Jawa Barat, mencatat dalam satu bulan terakhir, dua bencana tembok pembatas rumah ambruk menyebabkan 3 korban jiwa, terbaru di Kecamatan Sukaresmi, dan warga diimbau memperhatikan tembok yang rawan roboh.
Sekretaris BPBD Cianjur Rudi Wibowo di Cianjur, mengatakan peristiwa yang sama sempat terjadi di Kecamatan Cipanas, dimana tembok pembatas rumah di area pondok pesantren roboh menimpa seorang santriwati. Diduga tembok tersebut ambruk akibat kelalaian pemilik Minggu (6/2/2022)
"Sedangkan peristiwa yang menyebabkan dua orang kakak beradik meninggal dunia di Kampung Bakom, Desa Sukaresmi, akibat faktor alam dan usia tembok pembatas rumah yang sudah tua. Sehingga saat diguyur hujan, terjadi pergerakan tanah yang menyebabkan tembok rumah roboh, " katanya.
Pihaknya mengimbau warga yang rumahnya saling berdekatan atau tembok pembatas yang saling menempel, untuk rutin melihat kondisi, terlebih yang lokasinya rawan terjadi pergerakan tanah. Karena pihaknya mencatat sebagian besar wilayah Sukaresmi, rawan terjadi hal tersebut.
Baca juga:
Amsakar: Selamatkan Bumi dari Sampah
|
"Kami mengimbau warga untuk ekstra hati-hati dan waspada, bencana dapat terjadi kapanpun, terlebih di wilayah yang masuk zona merah bencana termasuk di Kecamatan Sukaresmi. Bagi warga yang tembok rumahnya saling berdekatan agar rajin melihat kondisi bangunan, " katanya.
Ia menambahkan, tidak hanya warga di wilayah bagian utara Cianjur, seiring masuknya puncak musim penghujan, pihaknya meminta warga di seluruh wilayah di Cianjur, tetap siaga bencana, jeli membaca tanda alam akan terjadinya bencana dan segera mengungsi.
"Kami masih menyiagakan seribu lebih relawan tangguh bencana karena Cianjur masih berstatus siaga bencana. Relawan akan melaporkan dan segera melakukan evakuasi jika melihat tanda akan terjadi bencana, " katanya.(***)